Cara mudah belajar pemrograman komputer

Selasa, 03 Februari 2015

Dasar Dasar Fotografi - Pengertian Shutter speed ISO dan Aperture serta hubungan ketiganya


Halo sahabat dunia maya.
Banyak dari anak muda gahol yang menjinjing kamera DSLR jeprat jepret dengan mode full auto dan ngakunya photographer. Penulis bukan seorang photographer tetapi sangat mengagumi keindahan sebuah foto dan suka bermain main dengan kamera.
Kali ini kita akan sedikit berkenalan dengan dasar dasar fotografi, sehingga kita tidak hanya mengandalkan keberuntungan dari mode auto suatu kamera. Penulis tidak mengatakan bahwa mode auto kamera itu tidak bagus, penulis yakin dengan semakin maju nya teknologi maka teknologi dibidang kamera pun juga semakin hari semakin baik. Namun ada baiknya kita belajar tentng bagaimana mendapatkan foto yang kita inginkan dan benar-benar mengetahui bagaimana kita mendapatkanya. Berikut akan penulis jabarkan tiga mahluk paling fundamenal dalam hal fotografi, apa saja ketiga mahluk tersebut?
1. Shutter Speed
Jika membaca buku-buku tentang fotografi maka pengertian shutter speed bisa disebutkan sebagai lamanya waktu sensor atau film sebuah kamera terbuka untuk menangkap cahaya. satuan ukuran dari shutter speed biasanya ditulis dengan 1/60 1/30 1/15 1/100 1/125 1/250 1" 2" 3". Apa maksudnya angka-angka tersebut? seperti yang sudah penulis jelaskan sebelumnya shutter speed berhubungan dengan waktu dalam hal ini detik, contoh 1/60 maka ini berarti seper 60 detik, 1/250 adalah seper 250 detik atau 1" merupakan satu detik.
Lantas apa sih pengaruhnya shutter speed terhadap kamera dan hasil foto?
Semakin cepat shutter speed (1/60 lebih lambat dari 1/100) maka foto yang dihasilkan semakin terlihat berhenti. misalkan kita ingin memfoto air hujan atau air kran yang mengucur dan ingin membuat gambar yang dihasilkan tampak berhenti sehingga butiran butiran air dapat terlihar dengan jelas maka kita dapat menggunakan shutter speed yang cepat, misal 1/4000. namun apabila kita ingin membuat agar tetesan air hujan membentuk garis-garis tetasan, maka kita dapat menggunakan shutter speed yang lebih lambat misal 1/4.

2. ISO
ISO secara pengetian bodoh dapat diartikan sebagai tingkat kepekaan sensor kamera atau film untuk menangkap cahaya, semakin tinggi tingkat ISO nya maka semakin tinggi pula kemampuan sensor untuk menangkap cahaya. simpel nya semakin tinggi iso maka semakin terang gambar yang dihasilkan dan sebaliknya. Namun kita perlu berhati-hati dalam bermain dengan ISO ini, karena ini sangat tergantung dengan kualitas sensor kamera yang kita miliki. Semakin tinggi ISO maka noise atau bintik bintik yang dihasilkan pada gambar akan semakin banyak sehingga menhasilkan gambar dengan kualitas yang kurang. Penulis selalu sebisa mungkin menggunakan ISO 100 atau 200.

3. Aperture
Aperture sejauh pengetahuan penulis merupakan istilah yang digunakan untuk mengukur diameter pupil lensa. Biasanya pada kamera akan tertulis seperti f/16 f/11 f/8 f/5,6 f/4 f/2.2 f/1.8 f/1.4
Semakin kecil angkanya, maka semakin besar lubang ditengah lensa atau penulis lebih suka menyebutnya pupil seperti pada mata. Sebaliknya semakin besar angkanya maka semakin kecil lubang pupil ini. Lantas apa hubunganya dengan besar kecil lubang atau apperture ini terhadap hasil dari gambar yang dihasilkan??
Kita tentu pernah melihat suatu foto dimana objek orang yang difoto terlihat jelas atau fokus sedangkan bagian belakang (background) atau bagian depan (foreground) akan terlihat buram.
Jika kita menginginkan gambar seperti itu maka kita dapat mengginakan nilai apperture sekecil mungkin, misal f/1,8. Namun apabila kita menginginkan semua objek terlihat jelas baik titik fokus, backgroud maupun foreground nya terlihat jelas. Maka kita dapat menggunakan nilai apperture yang lebih besar seperti f/11.

Baiklah kita sudah mengetahui apa sih tiga mahluk ini, tetapi kita juga harus tahu bahwa ketiga mahluk ini tidak dapat dipisahkan karena ketiganya saling mempengaruhi satu sama lain.
Penjelasan rumitnya seperti ini, ketika kita katakanlah ingin membuat air terjun terlihat berhenti atau beku kita tentu akan menggunakan shutter speed yang cepat, namun jumlah cahaya yang masuk ke sensor kamera akan semakin sedikit karena waktu yang singkat jadi kemungkinannya gambar akan terlihat gelap. Oke, kita dapat membuat gambar ini menjadi terang dengan menaikkan nilai ISO nya. Ah kenapa gambar yang dihasilkan jadi banyak bintik-bintiknya ya?? jika anda bertanya demikian kemungkinannya anda terlalu memaksakan untuk menaikkan nilai ISO terlalu banyak. wah bagaimana ini, dengan ISO 800 gambar baru bisa terlihat terang. Tenang, kita bisa kembali menurunkan nilai ISO nya. Sebagai gantinya kita akan menurunkan angka apperture nya. Seperti kita tahu bahwa semakin kecil angka apperture maka semakin besar lubang pupil lensa kamera kita, ini berarti jumlah cahaya yang masuk akan semakin besar sehingga mengakibatkan gambar menjadi terang. Namun juga perlu diingat bahwa apperture mempengaruhi lebarnya titik fokus kedepan atau kebelakang objek.

Komposisi nilai Shutter speed, ISO, dan apperture juga dipengaruhi dengan keadaan lingkungan. sehigga komposisi ini dapat berubah tergantung kondisi pencahayaan ditempat pengambilan foto. Pada tulisan ini penulis mengasumsikan bahwa anda menggunakan kamera DSLR yang telah dilengkapi dengan exposure meter yang dapat mengindikasikan tingkat cahaya yang masuk kedalam kamera. Sehingga pada saat anda bermain main dengan pengaturan ketiga mahluk diatas anda dapat mengetahui apakah sensor menunjukkan setingan anda akan menghasilkan gambar yang terlalu gelap atau terlalu terang atau sudah pas.
Jika anda belum tahu tentang exposure meter ini biasaya pada layar kamera tau melalui view finder saat anda membidik obejek pada bagian bawah anda akan melihat garis mendatar dengan titik titik ukur serta panah yang menunjukkan posisi tertentu pada garis mendatar tersebut. Nah apabila pada saat anda melakukan pengaturan Shutter speed misalkan, panah mengindikasikan posisi relatif disebelah kiri dari titik tengah garis tersebut maka itu berarti gambar anda akan relatif lebih gelap atau istilah aneh nya underexpose, sebaliknya apabila panah menindikasikan posisi lebih kearah kanan dari titik tengan dari garis mendatar tersebut maka ini disebut overexpose atau terlalu terang. Nah jadi kita harus menjaga si panah ini agar tetap berada di tengah tengah pada garis mendatar tersebut.

Demikian sedikit pengetahuan yang mungkin bisa berguna bagi sobat semua, semoga bermanfaat.

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Pages

Blog Archive

Kunjungan

Diberdayakan oleh Blogger.